Laman

Jumat, 18 Mei 2012

Analisi Path (Analisis Jalur)


ANALISIS PATH

I.     Pendahuluan
a.      Pengertian
Teknik analisis jalur dikembangkan pertama kali oleh Sewal Wright tahun 1934.Terdapat beberapa definisi mengenai analisis jalur ini, diantaranya : “Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung”. (Robert D. Retherford 1993). Sedangkan definisi lain mengatakan: “Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangakat variabel.” (Paul Webley 1997). David Garson dari North Carolina State University mendefinisikan analisis jalur sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan  matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti.. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson, 2003). Dari definisi-definisi di atas dapat dsimpulkan bahwa  analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda.

b.      Tujuan Penggunaan
Tujuannya adalah untuk menjelaskan hubungan dan pengaruh baikakibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variable penyebab (pemberi respon/eksogenus/bebas), terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (dependent/endogenus/ terikat).

c.       Syarat-syarat Penggunaan
1.      Hubungan sebab akibat (landasan teoris)
2.      Hubungan antar variabel haruslah linier dan aditif.
3.      Semua variabel residu tak punya korelasi satu sama lain.
4.      Pola hubungan antar variabel adalah rekursif atau hubungan yang tidak melibatkan arahpengaruh yang timbal balik.
5.      Tingkat pengukuran semua variable sekurang-kurangnya adalah interval
6.      Terdapat masukan korelasi yang sesuai.

d.      Langkah-langkah
1.      Merancang model berdasarkan konsep dan teori
2.      Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi
3.      Pendugaan parameter atau perhitungan koefisien jalur
4.      Pengujian model
5.      Interpretasi model

2. Contoh
PENGARUH EFEKTIVITAS BLENDED LEARNING, IQ, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN EKONOMIKELAS XI SMA NEGERI I MATARAM

3. Variable Penelitian dan Skala Pengukuran
Evektivitas BL                                                       X1
IQ Siswa                                                                X2
Motivasi Berprestasi                                               X3
Hasil Belajar Siswa                                                Y
Skala Interval, dengan  N= 55 responden

4. Hipotesis
1.      Terdapat pengaruh positif dan signifikan efektivitas blended learning terhadap penigkatan motivasi berprestasi belajar siswa
2.      Terdapat pengaruh positif dan signifikan efektivitas blended learning terhadap hasil belajar siswa
3.      Terdapat pengaruh positif dan signifikan tingkat IQ siswa terhadap penigkatan motivasi berprestasi belajar siswa
4.      Terdapat pengaruh positif dan signifikan tingkat IQ siswa terhadap penigkatan hasil belajar siswa
5.      Terdapat pengaruh positif  dan signifikan motivasi berprestasi belajar siswa terhadap penigkatan hasil belajar siswa
6.      Terdapat pengaruh positif  dan signifikan faktor diluar model terhadap motivasi berprestasi belajar siswa
7.      Terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor diluar model terhadap penigkatan hasil belajar siswa
Berdasarkan hipotetik yang diajukan, dapat diterjemahkan kedalam sebuah diagram jalur seperti dibawah ini:
Persamaan struktural untuk diagram jalur di atas adalah:
X3 = βX3X1 +  βX3X2 + Ɛ1 …………Substruktural 1
Y = βYX1 + βYX2 + βYX3 + Ɛ2 …………Substruktural 2
5. Data
Hasil Pengukuran efektivitas BL (X1), IQ (X2), Motivasi berprestasi  (X3),
Dan Hasil belajar siswa (Y)
Skala Pengukuran Interval dan Distribusi Normal
Pengamatan
X1
X2
X3
Y
1
79
69
71
72
2
64
78
78
78
3
79
82
73
78
4
69
63
63
66
5
72
80
81
78
6
75
78
70
79
7
76
74
74
72
8
76
65
77
76
9
77
80
80
80
10
77
76
73
72
11
75
74
72
71
12
74
80
76
80
13
67
65
61
62
14
72
63
74
70
15
72
77
71
73
16
70
68
70
72
17
78
80
77
79
18
72
73
73
74
19
69
67
68
69
20
66
69
65
64
21
72
70
64
61
22
78
80
79
78
23
84
76
79
74
24
75
70
68
70
25
78
77
75
71
26
80
79
80
82
27
70
80
79
80
28
66
82
70
83
29
79
78
76
80
30
71
73
63
75
31
72
72
72
74
32
72
70
71
70
33
52
55
46
45
34
78
73
80
82
35
69
73
65
68
36
70
82
71
73
37
79
67
75
77
38
69
72
67
68
39
71
76
69
71
40
82
74
81
79
41
87
65
86
88
42
63
68
67
64
43
77
73
79
77
44
83
69
82
80
45
72
77
68
71
46
77
70
66
76
47
80
66
70
80
48
72
72
71
76
49
74
70
65
71
50
80
78
78
80
51
61
63
62
61
52
69
65
64
65
53
79
69
65
75
54
64
63
67
65
55
81
82
79
80



6. Analisis Data
Tahap 1:

Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
IQ, BLa
.
Enter
a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Motivasi



Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.791a
.625
.611
4.36788
a. Predictors: (Constant), IQ, BL



ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
1654.360
2
827.180
43.357
.000a
Residual
992.076
52
19.078


Total
2646.436
54



a. Predictors: (Constant), IQ, BL




b. Dependent Variable: Motivasi





Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-4.579
8.387

-.546
.587
BL
.669
.101
.606
6.640
.000
IQ
.374
.103
.332
3.638
.001
a. Dependent Variable: Motivasi



INTERPRETASI

1.    Perhatikan pada tabel yang berjudul Coefficientsa, pada kolom Standardized Coefficients, itu merupakan koefisien jalur varibel X1dan X2atau biasa disebut koefisien beta atau beta hitung. dari tabel tersebut kita bisa membuat koefisien jalur sebagai berikut:

 

           βX3X1    0.606
           βX3X2    0.332
                                              

2.    Dari table Model Summery terlihat kalau R Squere (R2)  atau koefisien determinasi adalah 0,625. dari R Squere tersebut dapat dihitung koefisien jalur variable di luar model yakni βX3Ԑdengan rumus:
βX3Ԑ =    =  0,612
3.    Uji Hipotesis
koefisien jalur diuji dengan uji t dengan derajat bebas 16 pada titik kritis 2.1199.
a.       H0:βX3X1 = 0
Ha:βX3X1≠ 0
Terlihat pada P-value (kolom sig) = 0.000 lebih kecil (<) dari 0.05 atau pada kolom     t = 6.640 lebih besar dari titik kritis (>) 2.1199 dengan demikian H0 ditolak.
b.      H0:βX3X2 = 0
Ha:βX3X2 0
Terlihat padaP-value (kolom sig) = 0.001 lebih kecil (<) dari 0.05 atau pada kolom     t= 3.638 lebih besar dari titik kritis (>) 2.1199 dengan demikian H0 ditolak.
Secara simultan efektivitas Blended Learning dan tingkat IQ siswa berpengaruh signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa. Besaran pengaruh simultan yang ditunjuk dalam kolom model summery (R square) adalah 0,625 atau dibulatkan menjadi 63% merupakan kontribusi dari variabel efektivitas Blended Learning dan tingkat IQ siswa terhadap motivasi berprestasi siswa. Sedangkan sisanya 37 % dipengaruhi faktor lain di luar model.
Secara parsial efektivitas blended learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Besaran pengaruh parsial dan langsung efektivitas blesded learning terhadap motivasi berprestasi siswa adalah sebesar 0,606 atau dibulatkan menjadi 61%. Dengan demikian, tinggi rendahnya motivasi berprestasi siswa dipengaruhi oleh efektivitas blended learning sebesar 61%, sedangkan sisanya 39% dijelaskan faktor lain di luar model.
Secara parsial tingkat IQ siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa.Besaran  pengaruh parsial dan langsung IQ terhadap motivasi berprestasi adalah sebesar 0,332 atau dibulatkan menjadi 33%. Artinya, tinggi rendahnya motivasi berprestasi siswa dipengaruhi oleh IQ sebesar 33%, sedangkan sisanya 73% dijelaskan faktor lain di luar model.
Lebih lanjut, pengaruh kausal empiris antara variabel (X1) profesionalisme dan (X2) efektivitas ini dapat digambarkan melalui persamaan sub struktural 1 (satu).
X3=  βX3X1  βX3X2 +  βX3Є1, atau X3 = 0,606X1 + 0,332X2 + 0,612 Є1.

Tahap 2
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
Motivasi, IQ, BLa
.
Enter
a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: HB




Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.884a
.781
.768
3.46573
a. Predictors: (Constant), Motivasi, IQ, BL



ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
2186.152
3
728.717
60.669
.000a
Residual
612.575
51
12.011


Total
2798.727
54



a. Predictors: (Constant), Motivasi, IQ, BL



b. Dependent Variable: HB





Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-7.481
6.674

-1.121
.268
BL
.327
.109
.288
3.009
.004
IQ
.273
.091
.235
2.984
.004
Motivasi
.516
.110
.502
4.689
.000
a. Dependent Variable: HB





INTERPRETASI

1.      Perhatikan pada tabel yang berjudul Coefficientsa , pada kolom Standardized Coefficients, itu merupakan koefisien jalur varibel X1sampaiX3atau biasa disebut koefisien beta atau beta hitung. dari table tersebut kita bisa membuat koefisien jalur sebagai berikut:

                                               βYX1     0.288
                                               βYX2     0.235
                                               βYX3     0.502
                                              
2.    Dari table Model Summeryterlihat kalau R Squere (R2)  ataukoefisien determinasi adalah 0,781. dari R Squere tersebut dapat dihitung koefisien jalur variable di luar model yakni βYԐdengan rumus:
βYԐ =   0,468
3.    Uji Hipotesis
koefisien jalur diuji dengan uji t dengan derajat bebas 16 pada titik kritis 2.1199.
a.    H0: βYX1 = 0
Ha:βYX1≠ 0
Terlihat padaP-value (kolom sig) = 0.004 lebih kecil (<) dari 0.05 atau pada kolom     t= 3.009 lebih besar dari titik kritis (>) 2.1199 dengan demikian H0 ditolak.
b.    H0:βYX2 = 0
Ha:βYX2 0
Terlihat padaP-value (kolom sig) = 0.004 lebih kecil (<) dari 0.05 atau pada kolom     t= 2.984 lebih besar dari titik kritis (>) 2.1199 dengan demikian H0 ditolak.
c.    H0: βYX3 = 0
Ha: βYX3 = ≠
Terlihat padaP-value (kolom sig) = 0.000 lebih kecil (<) dari 0.05 atau pada kolom     t= 4.689 lebih besar dari titik kritis (>) 2.1199 dengan demikian H0 ditolak.
Secara simultan, pengaruh efektivitas blended learning (X1), IQ ( X2) dan Motivasi berprestasi (X3) terhadap Hasil belajar siswa (Y) adalah sebesar 0,781dibulatkan menjadi 78%. Sisanya 22% dipengaruh faktor lain di luar model. Model simultan terjadi signifikan. Dengan memperhatikan probablitas F sebesar 60,669 pada sig 0,000 < 0,01. Setelah model simultan terbukti signifikan, maka dilakukan penelusuran jalur pengaruh parsial. Dari tiga variabel yang ditempatkan sebagai prediktor, seluruhnya memiliki nilai sig < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh prediktor secara parsial berpengaruh terhadap  Hasil belajar siswa (Y)
Secara langsungefektivitas Blended Learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa.Besaran pengaruh langsung efektivitas Blended Learning terhadap hasil belajar siswa adalah sebesar 0,288 atau dibulatkan menjadi 29%. Artinya, tinggi rendahnya hasil belajar siswa hanya mampu dipengaruhi oleh efektivitas Blended Learningsebesar 29% sedangkan sisanya 71% dipengaruhi faktor lain di luar model.
Secara langsung IQ berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa.Besaran pengaruh parsial dan langsung IQ terhadap hasil belajar adalah sebesar 0,235 atau dibulatkan menjadi 24%. Artinya, tinggi rendahnya hasil belajar siswa hanya mampu dipengaruhi oleh IQ sebesar 24%, sedangkan sisanya 76% dijelaskan faktor lain di luar model.
Secara langsung motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar.Besaran pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa adalah sebesar 0,502 atau dibulatkan menjadi 50%. Artinya, tinggi rendahnya hasil belajar hanya mampu dipengaruhi oleh motivasi berprestasi sebesar 50%, sedangkan sisanya 50% dipengaruhi faktor lain di luar model. Dari tiga variabel yang digunakan sebagai prediktor hasil belajar, variabel motivasi berprestasi teridentifikasi sebagai variabel terkuat yang mempengaruhi hasil belajar dibanding dua variabel lain yaitu efektivitas blended learning dan IQ.
Secara keseluruhan, pengaruh-pengaruh yang dibentuk dari sub struktural 2 dapat digambarkan melalui persamaan struktural 2 yaitu Y =βYX1 + βYX2 + βYX3 + βYƐ2, atau Y = 0,288X1 + 0,235X2 + 0,502X3 + 0.468Ɛ2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ke 3,4, dan 5 pada persamaan struktural 2 ini diperoleh diagram jalur empiris untuk model Y sebagaimana yang dijelaskan gambar berikut ini:

 

Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model
Model
Koefisien Jalur
t
P (sig)
R2
SubStruktural 1(X1X2 ke X3)
X1(βX3X1)
0.606
6.640
.000
0.625
X2(βX3X2)
0.332
3.638
.001
Sub Struktural 2 (X1X2 X3ke Y)
X1(βYX1)
0.288
3.009
.004
0.781
X2(βYX2)
0.235
2.984
.004
X3(βYX3)
0.502
4.689
.000

Indirect Effect dan Total Effect:
1.      Pengaruh tidak langsung / indirect effect, X1 ke Y melalui X3 = βX3X1  x βYX3 = (0.606) x (0,502) = 0,304. Dengan demikian pengaruh totalnya = βYX1 + IE= 0,288 + 0,304
 = 0,592.
2.      Pengaruh tidak langsung / indirect effect, X2 ke Y melalui X3 = βX3X2  x βYX3 = (0.332) x (0.502) = 0,167. Dengan demikian pengaruh totalnya = βYX2 + IE= 0,235 + 0,167
 = 0,402

Tidak ada komentar:

Posting Komentar